Jakarta, LayarNarasi.com – Tokoh hak asasi manusia, Natalius Pigai, menegaskan pentingnya Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai aset termahal yang dimiliki manusia di seluruh dunia. Menurut Pigai, penghormatan dan perlindungan HAM merupakan fondasi utama bagi terciptanya masyarakat yang adil, damai, dan berkeadaban. Pernyataan ini kembali menyoroti urgensi kesadaran publik terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Natalius Pigai menekankan bahwa HAM bukan sekadar konsep abstrak, melainkan hak fundamental yang melekat pada setiap individu. Tanpa penghormatan terhadap HAM, pembangunan sosial, ekonomi, dan politik akan menghadapi tantangan serius. Dengan kata lain, HAM adalah modal utama yang memungkinkan manusia hidup dengan martabat, kebebasan, dan kesetaraan.
Pentingnya Menjaga HAM dalam Kehidupan Sehari-hari
Pigai menyoroti bahwa menjaga HAM tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga terkait, tetapi juga setiap warga negara. Kesadaran akan hak dan kewajiban yang terkait dengan HAM harus tanamkan sejak dini agar masyarakat mampu menghargai hak orang lain sekaligus melindungi haknya sendiri. Ia juga menekankan perlunya pendidikan HAM yang lebih luas, sehingga masyarakat memahami pentingnya prinsip keadilan, kebebasan, dan perlindungan terhadap keragaman.
Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat mencegah pelanggaran HAM dan menciptakan lingkungan sosial yang inklusif dan harmonis. Menurut Pigai, kesadaran dan tindakan nyata dalam menjaga HAM akan memperkuat rasa persatuan, mengurangi konflik, dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Setiap individu, organisasi, dan institusi memiliki peran strategis dalam menjamin hak-hak dasar manusia terpenuhi secara adil dan merata.
HAM sebagai Aset Termahal yang Harus Dijaga
Natalius Pigai menegaskan bahwa HAM adalah aset termahal dunia karena nilainya yang tidak bisa ukur dengan uang atau materi. Perlindungan HAM adalah investasi jangka panjang bagi kedamaian, stabilitas, dan kemajuan bangsa. Ketika hak-hak dasar setiap manusia hormati, negara dan masyarakat dapat berkembang secara berkelanjutan. Pengakuan Pigai terhadap HAM sebagai aset termahal menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, komunitas, dan masyarakat umum dalam menjaga dan menghormatinya. Setiap pelanggaran HAM yang terjadi tidak hanya merugikan individu, tetapi juga mengancam harmoni sosial dan keberlanjutan pembangunan.
Ia juga menekankan bahwa penghormatan terhadap HAM merupakan indikator kematangan sebuah negara. Negara yang menghargai HAM akan lebih stabil, inklusif, dan mampu menghadapi tantangan global dengan perspektif yang adil dan manusiawi. Dengan pandangan ini, Natalius Pigai mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memahami, menghargai, dan menjaga HAM sebagai aset termahal yang miliki dunia. Kesadaran kolektif ini yakini mampu membangun masyarakat yang lebih damai, berkeadilan, dan berbudaya.