Jakarta layarNarasi.com — Politikus Partai NasDem, Ahmad Sahroni, memutuskan untuk merobohkan rumah mewahnya di kawasan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keputusan ini diambil setelah rumahnya beberapa waktu lalu menjadi sasaran penjarahan massa.
- Aksi penjarahan terjadi pada 30 Agustus 2025, saat ratusan orang mendatangi kediaman Sahroni, melempari bangunan, menembus pagar, lalu menjarah berbagai barang.
- Banyak benda berharga di dalam rumah milik Sahroni ambil, termasuk uang, dokumen, dan bahkan mobil mewah miliknya.
- Kerusakan yang timbulkan begitu parah: kaca pecah, dinding rusak, interior berantakan.
Kenapa Sahroni Merobohkan Rumah?
Dalam sebuah video podcast di YouTube (Total Politik), Sahroni mengaku bahwa kondisi rumah “sudah enggak oke”.
- Ia menyebut struktur bangunan yang tersisa tidak lagi aman setelah diterjang kerusuhan.
- Karena itu, ia memilih untuk merobohkan rumah lama dan membangunnya kembali dengan struktur yang lebih kuat dan aman.
Meski Roboh, Sahroni Tak Mau Pergi dari Tanjung Priok
- Menurut Sahroni, meski harus merelakan rumah lamanya, ia tidak akan pindah.
- Ia menyatakan tetap tinggal di kawasan tersebut karena sudah merasa akrab dan punya ikatan dengan warga sekitar.
- Dia juga menegaskan bahwa rumah barunya akan jauh lebih tangguh, sekaligus bisa menghadapi potensi risiko serupa di masa depan.
Proses Pembongkaran
- Proses pembongkaran lakukan dengan alat berat. Dalam video yang beredar, tampak ekskavator meratakan bagian depan rumah Sahroni.
- Puing-puing bangunan berserakan: dinding ambruk, kaca pecah, dan berbagai bagian rumah porak-poranda.
- Keputusan untuk menghancurkan bangunan datang setelah Sahroni menggelar doa bersama dan berbicara dengan tokoh masyarakat setempat, menyatakan rencananya untuk renovasi besar-besaran.
Respons Hukum & Keamanan
- Polrestro Jakarta Utara sudah menyelidiki kasus penjarahan di rumah Sahroni.
- Kasus kemudian limpahkan ke Polda Metro Jaya untuk penanganan lebih lanjut.
- Polisi juga menyatakan beberapa barang Sahroni yang jarah telah kembalikan ke pihak keluarga.
Keputusan Ahmad Sahroni untuk merobohkan rumahnya di Tanjung Priok mencerminkan dampak serius penjarahan yang alaminya. Alih-alih meninggalkan lokasi, Sahroni memilih untuk berbenah dan membangun kembali dengan ambisi rumah yang lebih aman, kuat, dan tahan risiko. Langkah ini sekaligus menunjukkan tekadnya untuk tetap tinggal di lingkungan yang sama, meski pernah terguncang oleh kerusuhan.