MenPPPA Dorong Playgroup & CCTV Cegah Penculikan Anak

MenPPPA Dorong Playgroup & CCTV Cegah Penculikan Anak

Jakarta, LayarNarasi.com — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, angkat suara terkait maraknya kasus penculikan anak yang tengah menjadi sorotan publik. Menurut dia, fenomena ini bukan semata-mata tanggung jawab aparat penegak hukum, melainkan membutuhkan upaya pencegahan yang lebih proaktif dari masyarakat dan pemerintah.

Dalam beberapa waktu terakhir, data KemenPPPA menunjukkan adanya tren peningkatan jumlah laporan penculikan anak. Misalnya, menurut Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar, pada awal 2023 tercatat 14 kasus penculikan anak hanya dalam dua bulan pertama.

Kasus seperti ini memicu kekhawatiran bahwa anak-anak berada dalam risiko tinggi, terutama ketika pengawasan dari orang tua dan lingkungan belum maksimal.

Seruan MenPPPA: Pencegahan Sejak Dini

Arifah Fauzi menekankan bahwa pencegahan harus menjadi prioritas utama, tidak hanya menunggu saat terjadinya kejadian. Dalam pernyataannya, ia menyebut perlunya sinergi antara keluarga, pemerintah daerah, dan masyarakat luas:

  • Orang tua harus lebih waspada, menjaga komunikasi terbuka dengan anak, serta memperketat pengawasan aktivitas anak, terutama ketika bermain di luar rumah.
  • Pemerintah dan masyarakat perlu mendukung program-program yang memperkuat perlindungan anak dari akar, termasuk pelatihan pola asuh dan keterlibatan komunitas.

MenPPPA juga menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. “Kami membutuhkan dukungan dan gerakan bersama dari tokoh masyarakat, agama, dan lingkungan sekitar,” ujar MenPPPA ketika mengunjungi korban penculikan anak di Jakarta.

Rekomendasi: Playgroup & CCTV

Untuk memperkuat pencegahan, MenPPPA mengusulkan dua langkah strategis:

  1. Perbanyak Playgroup (Kelompok Bermain) Anak

  • Dengan menyediakan tempat bermain terstruktur di lingkungan lokal (desa atau kelurahan), anak-anak bisa berada di bawah pengawasan pendidik atau pengasuh yang paham perlindungan anak.
  • Playgroup juga berfungsi sebagai ruang edukatif, di mana anak bisa belajar bersosialisasi. Mengenali bahaya, dan mengembangkan kepercayaan diri, sekaligus menjadi tempat pendekatan bagi orang tua lewat program pengasuhan.
  1. Pasang CCTV di Area Publik Strategis

  • Kamera pengawas di titik-titik rawan (misalnya taman bermain, area sekolah, jalan lingkungan) bisa menjadi pencegah visual dan membantu petugas memonitor aktivitas mencurigakan.
  • Sistem CCTV juga dapat integrasikan dengan sistem keamanan lingkungan (RT/RW), sehingga komunitas lokal turut bertanggungjawab menjaga keamanan anak-anak.

Peran Negara & Komunitas

Dalam kunjungannya ke korban penculikan, MenPPPA menekankan bahwa negara harus hadir penuh: melalui layanan. Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, pendampingan korban, dan pengawalan proses hukum.

Selain itu, kementerian menyebut program Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sebagai salah satu inisiatif penting untuk memperkuat kapasitas orang tua dalam pengasuhan dan proteksi anak.

Sinergi lintas sektor juga sangat tekankan: kepolisian, pemerintah daerah, dan komunitas perlu bersinergi agar sistem pencegahan nyata dan berkelanjutan.

Tantangan & Catatan

  • Meski rekomendasi seperti playgroup dan CCTV nilai strategis, penerapannya butuh dukungan anggaran, regulasi lokal, serta partisipasi komunitas yang tinggi.
  • Tidak semua komunitas atau daerah memiliki sumber daya yang sama. Terutama di wilayah pedesaan atau kurang berkembang. Untuk memasang CCTV atau menyediakan playgroup.
  • Ada juga risiko privasi: pemasangan CCTV harus atur sedemikian rupa agar tidak melanggar hak privasi warga, terutama anak-anak.

MenPPPA, melalui Menteri Arifah Fauzi, menegaskan bahwa antisipasi penculikan anak tidak bisa hanya reaktif. Tetapi harus lakukan melalui pencegahan yang melibatkan keluarga, komunitas, dan pemerintah. Usulan perbanyak playgroup dan pemasangan CCTV adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak.

Jika langkah-langkah tersebut dapat realisasikan secara kolaboratif. Ada harapan nyata bahwa kasus penculikan anak dapat tekan dan anak-anak Indonesia bisa tumbuh dalam lingkungan yang lebih terlindungi.